*****
“fan,
kamu dipanggil pak harto”. Panggil rudi
“wah,
ada apa ya rud saya dipanggil pak harto?” tanya ku kaget
“
gak tau gue fan”. Jawab rudi, singkat
Aku
langsung bergegas berdiri dari tempat duduk ku dan berlari kecil menaiki tangga
menuju ruang jurusan tempat pak harto berada. Sesampainya diruang jurusan, ku
hela nafas panjang sambil mengusahakan diri untuk bertenang. Jarang-jarang ada
mahasiswa sepertiku dipanggil oleh ketua jurusan, kalau ada pun, biasanya
mahasiswa yang mendapatkan benang merah tanda DO[1].
Karena jarang kuliah atau SPP menunggak 13 bulan, tapi aku sering masuk kuliah,
setiap ada tugas aku kerjakan dengan baik, dan SPP ku alhamdulillah tidak
menunggak. “huf, kenapa gerangan aku dipanggil pak harto?” kenang ku dalan
hati._Ketua jurusan yang berwajah kalem, berkumis lebat, berbadan tegap. Bissmillahirohmanirrohim
aku memberanikan diri mengetuk pintu, ruangan pak harto.
“Assalamualaikum”
sapa ku dari luar ruangan
“wa’alaikumsalam,
masuk fan” jawab pak harto, sekalian mempersilahkan aku masuk
“Terima
kasih pak, ada apa ya saya dipanggil?”
“oo.
Gini fan, jurusan kita akan mengadakan acara halal bi halal se Universitas,
jadi semua manual acara di isi oleh mahasiswa jurusan kita, hampir semua agenda
sudah ada yang mengisi, namun tinggal dua agenda yang masih kosong. Yang
pertama ngaji, yang kedua do’a.bapak berharap irfan bisa mengisi salah satu
dari dua acara tersebut. Kebetulan irfan kan lulusan pesantren. Sekarang bapak
tanya sama irfan, irfan mau ngaji atau do’a?”.
Muka
ku barubah menjadi merah padam saat mendengarkan penjelasan dari pak harto,
sungguh beban yang berat bagi ku. sebuah permohonan untuk mengisi salah satu
acara tersebut mencabar jati diri ku sebagai “SANTRI”.
Mengaji?,
dahulu memang pernah aku belajar mengaji mahrojul huruf[2]
dengan ibu ku saat aku masih barada
di bangku madrasah idtida’iyah dan dengan ustad khoirul ketika aku
berada dipesantren. Namun kualitas melafalkan huruf hijaiyah tidak tepat dan
sering kebacut . andai saja disini ada sahabat ku, pasti sesaat itu
langsung ku telpon untuk meminta bantuan agar dia mengaji di acara itu.
Do’a
? “ wah do’a, hmm bisa tidak ya ?”. semenjak berada di pondok, aku tidak pernah
berdo’a dan diamini dengan orang banyak. Karena setiap sholat, aku selalu
berada di shaf paling belakang_sebelah adik-adik MTS_, selesai sholat,
zikir, trus duduk diam menengadahkan kedua belah tangan lalu mengucapkan amin. Sampai ustad atau kakak kelas dan
kadang kala ada teman yang memberanikan diri untuk membaca do’a.
“ya
allah, tantangan ku kali ini terasa berat, tapi terhidang di depan muka yang
merah padam dihadapan ketua jurusan yang berkumis tabal ini.” Batin ku
“gimana
ya pak ? jujur ya pak, saya tidak pinter mengaji dan suara saya jelek”. Malu
nya aku
“ya
udah, irfan do’a saja ya? Tolong jangan ditolak permintaan bapak. Karena acara
sudah tinggal dua hari lagi, mau mintak tolong dengan siapa lagi bapak, selain
dengan irfan. Irfan tau sendiri lah, teman-teman kamu belum tentu bisa berdo’a
dihadapan umum, jadi bapak berharap irfan bisa mengisi acara itu”, pinta pak
harto dengan wajah lembutnya
“ia
pak, insyaallah akan saya usahakan”, jawab ku lesu
“oke,
terima kasih ya fan, sekarang irfan boleh kembali’.
‘ia
pak, assalamualaikum”.
“wa’alaikumsalam’.
Deg..deg..ser
tubuh ku ketika keluar dari ruangan yang menyeramkan bagi mahasiswa yang
mendapatkan warning DO, hehehe. Tapi aku bersyukur, aku dipanggil bukan karena
mendapatkan warning DO. Namun bagi ku, beban dari pak harto lebih menyeramkan
dari pada warning DO saat itu.
*****
Hari
yang ditunggu-tunggu telah didepan mata, acara demi acara telah berlalu, tak
terasa setelah siraman rohani dari KH. Musthofa bisri sebentar lagi selesai.
Dada ku berdetak kencang begaikan tanah yang di gempur oleh rudal 1B93 buatan
rusia yang sengaja dijatuhkan untuk meluluh lantakkan bangunan-bangunan
bertingkat di negri yang terkenal dengan minyak buminya_irak_, bayangkan saja
kawan betapa dahsyatnya getaran itu. Seperti itulah kondisi dada ku, tangan
bukan main dingin, nafas naik turun bagaikan lari terbirit-birit dikejar anjing
tetangga.
“selanjutnya
do’a, kepada m. irfan rosyadi kami persilahkan”.
Jantung
ku semakin kencang berdetak, tak terkendali. Seandainya di hitung menggunakan
mesin pendeteksi jantung, mungkin sudah melonjak keangka yang tak terkira, satu
detik 50 kali jantung ku berdetak. Luar biasa kawan. tapi yang jadi pertanyaan,
ada atau belum ada mesin pendeteksi jantung itu kawan?. Entahlah.
Dengan
gagah aku berdiri maju keatas podium, dengan langkah tegap seperti ustad yasmar
ketika menaiki podium untuk berkhutbah dihari jum’at. Menggunakan jas berwarna
cream, baju batik sedikit terlihat dibagian tengah jas yang tidak dikancingkan,
peci hitam agak sedikit miring kekanan seperti presiden soekarno, begitulah
kira-kira kawan.
Berdiri
sudah aku dipodium, dihadapan para dekan dan mahasiswa ilmu ekonomi, pak rektor
juga hadir dalam ruangan ini._sinis melihatku_ mungkin agak heran karena langka
mahasiswa sepertiku naik podium untuk membaca do’a, yang lebih sepertiku
kemungkinan banyak. Hehehe
Pembacaan
do’a ku awali dengan melafalkan basmallah, alhamdulillah
dilanjutkan dengan do’a untuk kedua orang tua serta beberapa do’a yang ada di aurodhul
fajar[3].
di tengah-tengan do’a berbahasa arab, sedikit ku selipkan do’a berbahasa
indonesia. Beginilah do’anya.
“ya
allah ya tuhan kami, jadikanlah kami mahasiswa. Mahasiswa yang baik”
“Ya
allah ya tuhan kami, jadikanlah dosen-dosen kami, dosen yang baik”
“Ya
allah ya tuhan kami, jadikanlah pemimpin-pemimpin kami, pemimpin yang baik”
Selanjutnya
aku lanjutkan dengan do’a penutup, yaitu do’a khafaratul majlis[4]
seperti yang diajarkan oleh ustad imat saat aku berada di pondok.
Allhamdulillah selesai sudah pembacaan do’a, rasa bangga terselip dalam jiwaku.
Ini lah aku santri darel hikmah sebenarnya. Hehehehe. Dengan sedikit
membusungkan dada, aku kembali ke tempat duduk ku. Ingin rasanya aku
melambaikan tangan dihadapan ratusan hadirin. Hehehe, dasar wong katrok.
*****
Malam
ini, malam indah yang aku rasakan. Siang tadi, siang yang cemerlang, gemilang
dan terbilang yang pernah aku rasakan. Karna aku sudah punya nyali untuk tampil
dihadapan dosen dan teman-teman. Padahal selama 36 bulan dipesantren, hanya 6
kali aku berdiri dihadapan teman-teman seperjuangan didalam kurungan penjara
suci. Berdiri pertama kali karena aku santri baru dipaksa untuk memperkenalkan
diri. Yang kedua karena aku menjadi pembawa acara disaat muhadarah[5]
tingkat kamar. Yang ketiga, empat, lima dan enam karena aku dihukum oleh ustad,
disebabkan aku terlambat masuk kelas, tidak menghafal mufrodat[6]
dan tidak mengumpulkan tugas. Hehehe. sungguh miris dan menyedihkan sekali
histori ku dimasa lalu, sampai-sampai muka ini lebih tebah dari pada tembok
rayon madinah. Tapi ingat kawan, karena sudah terbiasa dihadapan teman-teman
dan ustad dalam kondisi memalukan. Saat ini aku bisa berdiri dihadapan dosen
dan mahasiswa dalam kondisi membahagiakan.percaya atau tidak, kawan-kawan pasti
bisa merasakan apa yang aku rasakan.
*****
2
bulan setelah peristiwa itu berlalu.
“oh
ya rud, dengar-dengar ada lowongan beasiswa dari jurusan ya?”
“ia
fan, aku udah siap ne semua berkasnya”
“wah,
kamu kok gak ada ngasi tau aku rud?”
“maaf
fan, aku aja tau ada beasiswa dari rifki. Katanya dia dikasi tau oleh kakak
tingkat”
“owh
ngono tho, aku mau ngajukan juga lah, apa aja persaratannya rud?”
“Kamu
liat aja di group jurusan kita”
“Oke
la kalo gitu rud”
Aku
langsung menuju keruangan komputer untuk melihat persyaratan beasiswa tersebut.
15 menit aku di depan komputer, ternyata persyaratan yang dibutuhkan hanya foto
kopi kartu mahasiswa dan sertifikat. Wah sangat bahagia aku mengetahuinya,
karena aku banyak memiliki sertifikat-sertifikat, hampir 15 sertifikat pramuka
dan perlombaan-perlombaan yang pernah aku ikuti. Yang terpenting adalah 2
sertifikat organisasi yang pernah aku lalui. Tahu kah kawan sertifikat apa
saja? Ayo inget-inget, hehehhe. Yaitu sertifikat OSDH[7]
dan REMAS[8].
Ketika
semua persyaratan terlengkapi, langsung aku serahkan persyaratan tersebut ke
kantor jurusan. Saat aku tanya petugas penerimaan berkas beasiswa, kapan
beasiswa akan di umumkan?. Katanya, sekitar dua minggu lagi. Dengan sabar aku
menunggu pengumuman itu keluar.
2
minggu kemudian
“alhamdulillah
fan, persyaratan aku diterima !” teriak rudi dari depan papan pengumuman
“ ia
rud? Aku diterima gak?”tanya ku
“liat
sendiri lah fan” rudi langsung berlari ke kantin untuk menemui teman-teman
Dengan
perasaan was, was, aku menghampiri papan pengumuman yang terpampang disebelah
kantor jurusan. Jari telunjukku terus mencari-cari nama ku, dari nomor terbawah
sampai kepertengahan, tidak ada tertera nama ku, yang mirip dengan namaku pun
tidak ada. Sampai ke urutan pertama pun belum aku jumpai. Seketika badan ku
lesu, lemas. Aku langsung beranjak pergi meninggalkan papan pengumumam, menuju
kekantin untuk menemui rudi dan teman-teman yang lain.
“fan,
jangan lupa traktirannya ya !” panggil siska
“traktiran
apa sis?”
“kamu
kan lulus persyaratan beasiswa, coba liat dipapan pengumuman didepan ruang
komputer!”
“apa?
Didepan ruang komputer?” tanyaku sinis
“ia
“jawab siska
Aku
langsung berbalik arah menuju keruang komputer. Sesampainya di depan ruang
komputer, nafas ku naik turun seperti orang dikejar pocong seperti dalam film
tali pocong perawan yang di perankan oleh dewi persik saat itu, hehehe. Tapi
aku kurang tau adegan pocong dalam film itu (karna aku “Cuma” denger cerita
dari teman dan abang kelas waktu di pondok) hehehe.
“alhamdulillah
ya allah, aku lulus”
Baru
aku tahu, bahwa program beasiswa yang diadakan oleh jurusan ada dua. Yang
pertama dari jurusan, sedangkan yang kedua adalah kerja sama antara jurusan
dengan PT HM sampoerna Tbk. Rudi
sahabatku, dia mendapatkan beasiswa 4 juta per dua semester dari jurusan,
sedangkan aku, alahamdulillah mendapatkan 5 juta per satu semester dari jurusan
dan PT HM sampoerna Tbk. Lumayan kawan.
Ingat
kawan, berkat sertifikat yangg aku dapatkan dipenjara suci, aku bisa
meringankan beban ayah dan ibu ku dalam menyekolahkan ku. Padahal dulu aku
berpikir kertas yang berwarna-warni, dibawahnya tergores tinta hitam
bergelombang halus naik turun seperti cacing hitam disiram minyak oli
kotor_tanda tangan_itu tidak berguna disaat aku kuliah. Tapi, aku salah kawan.
m.irfan
rosyadi
Djogja,
20 sept 2011 pukul 17:18 wib
[1]
Droup out
[2]
Tempat keluar huruf, dalam bahasa arab
[3]
Kumpulan do’a, sholawat dan zikir. Yang ku dapatkan saat di pondok darel hikmah
[4]
Subhanakallah humma wabihamdika asshaduallailahaillah anta astagrfiruka
wa’atubuilaih
[5]
Belajar berpidato
[6]
Kata-kata dalam bahasa arab
[7]
Organisasi Santri Darel Hikmah
[8] Remaja
masjid
Tidak ada komentar:
Posting Komentar