“hadirin yang
berbahagia, maba[1]
dan miba[2]
yang kami sayangi. Memasuki acara yang ke tiga yaitu sambutan dari ketua
Lembaga Eksekutif Mahasiswa, kepadanya kami persilahkan”. Suara MC menggama
dilapangan yang dipenuhi oleh ribuan pasang mata intelektual muda.
“Assalamualaikum
warahmatullahi wabarakatu”.
“ allhamdulillahirabbil
alamin assalatuassalamuala asrafil ambiya’iwalmursalin wa’ala alihi wasyahbihi
ajma’in…amma ba’du.
Yang saya hormati,
bapak rektor Universitas Islam Indonesia beserta jajaran dekanat yang berkenan
hadir memenuhi undangan kami,
Dan tidak lupa buat
teman-teman, serta maba yang saya banggakan dan miba yang saya
sayangi.
Setinggi puji sedalam
syukur tetap tercurahkan kepada allah SWT yang telah memberikan kita nikmat
jasmani dan nikmat rohani sehingga kita bisa bertatap muka dan momen yang
sangat penting bagi sebagian kakak kelas untuk berjabat tangan dengan miba…hehehehe
jomlo ni ye.
Sholawat beriringkan
salam mari kita hadiahkan buat junjungan alam yakni nabiuna Muhammad SAW, allahummasholli
ala sayidina muhammad wa ala alihi wa’ashabihi ajama’in.
Hadirin yang berbahagia,
Saya berdiri dihadapan
insan-insan intelektual yang berjiwa besar, ujung tombak kemajuan Indonesia. Saat
ini negara kita sangat memerlukan tokoh-tokoh yang berkompeten dalam bermain
catur_ istilahnya seperti itu lah_dikancah nasional dan internasional. Aduh kok
serius kali ne, hehehehe. Ya udah sebenarnya saya berdiri di sini hanya ingin
mengucapkan selamat datang, welcome, ahlan wasahlan buat intelektual
muda yang telah tepat memilih tempat menimba ilmu, kampus kesayangan kita, ysng
merupakan kampus kebanggaan Indonesia sebagai ruang untuk memperdalam keilmuan
kita semua.
Hanya itu yang dapat
saya sampaikan kesempatan siang yang penuh rahmad, insyaallah. Karena kita
berada didalam bulan ramadhan. Mudah-mudahan maba dan miba kuat
menjalankan puasa pada hari ini, amin. Sebelum saya menutup sambutan dari saya,
ada sepatah pantun dari tanah kelahiran saya_Riau_.
Buah sagu enak rasanya
Jangan lupa dicampur
madu
hati daku gembira
rasanya
karena mendapat adik
yang baru
Sekian, wabillahitaufik
wal hidayah wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatu”. Deg… deg …ser… jantung ku saat memberikan
sambutan yang pertama kalinya dihadapan mahasiswa, walaupun sudah 4 tahun latihan pidato didepan kaca tetap saja
celana goyang buatan ibuku berayun padahal tidak ada angin sama sekali.
*****
PonPes Deh@ 2009
“Masjid adalah rumah
allah, oleh karena itu mari kita memakmurkan masjid. Agar kita mendapatkan
ganjaran pahala dari allah SWT”. Suara dan kalimat itu sudah 1001 kali hinggap
ditelinga ku dan ratusan teman seperjuangan_yang mendengarkan_ Saat berada
dipenjara suci yang telah lama aku tinggalkan. Apa kabar penjara suci yang
kadang ku rindukan dan kadang membosenkan?.
“ man la yaa
tazakkir wahua kirdun”.
Kirdun_monyet_, hampir puluhan santri yang disebut monyet, termasuk aku.
Hehehe, Tidak tahu kenapa. Kalimat itu kalau diartikan secara harfiah “ barang
siapa yang tidak berzikir, dan dia adalah monyet”. Harus berapa kali aku
dipanggil monyet ?, entah lah. Setiap
sholat shubuh, zuhur, dan asyar. Aku slalu mengantuk saat mendengan suara
merdu, sahdu dan sayup-sayup, seperti nyanyian sebelum tidur yang dinyanyikan
oleh ibu ku waktu aku masih SD.
Sungguh cepat waktu
yang ku lalui di penjara suci, tak terasa 3 tahun sudah aku menuntut ilmu di
tempat yang penuh dengan canda tawa yang kadang terselip kesedihan dan
kegelisahan. 3 tahun terasa 3 bulan, hehehehe lebay lah. Ya, begitulah
kenyataannya kawan, karena waktu sangat cepat berlalu. Shubuh berganti zuhur,
zuhur berganti asar, asar berganti magrib dan magrib berganti isya’. Jadi waktu
untuk bermain dan berleha-leha santai bersama teman-teman sambil mengisap cidung[3]
dikamar 12 madinah, hehehehe._cidung kami adalah CM _clas mild_dan
SM_sampoerna mild. Ah itu tak perlu diceritakan, tau sendiri lah kawan.
tiga tahun dipenjara
suci, hampir 3000 kali_bila dihitung menggunakan statistik teori david
richardo_ aku mendengarkan wejengan-wejengan[4]
yang berarti bila ku nikmati dan membosenkan bila SM ku lagi habis. Yach SM
lagi, hehehehe. Tetapi ada beberapa wejengan yang sampai saat ini aku
ingat, terpatri dalam jiwa dan memori ku. Maaf kawan hanya tiga wejengan yang
bisa aku sebutkan. Yang pertama wejengan dari pengasuh yang telah mendahului
kita semua.
“ikat lah hati mu
dengan masjid, dimana pun kamu berada”.
Semoga beliau selalu
bersinar dan menyinari hati kita yang mencintainya. Sedangkan wejengan yang
kedua adalah dari wakil pimpinan bidang pendidikan, semenjak pengasuh yang kita
cintai dipanggil oleh sang khalik, beliau_walik pimpinan bidang pendidikan_
menggantikannya sebagai pengasuh.
“selaraskan pikiran dan
hati, dalam melakukan apa yang kamu ingin lakukan”.
Jujur kawan, kata-kata
itu sangat sulit untuk aku praktikkan dalam mengambil keputusan, tetapi yakin
lah kawan, kita bisa terus berjuang dan jangan menyerah. Wejengan yang ketiga.
“disaat kamu menuntut
ilmu apa yang kamu rasakan sulit, maka laksanakan lah/jalanilah/lawan kesusahan
itu. Karena setiap apa yang kita rasakan pahit saat ini, akan menjadi manis
dimasa akan datang”. Kata-kata ini selalu aku coba dan terus ku coba dalam
mempraktikannya di kehidupan sehari-hari. Tetapi jangan salah mengartikannya,
maksud dari kata-kata ini hampir sama dengan “bersusah-susah dahulu,
bersenang-senang kemudian”. Aku rasa hanya beberapa yang orang yang tahu dengan
apa yang diucapkan oleh wakil pimpinan tiga ini. Karena saat itu hanya beberapa
teman-teman REMAS _remaja mesjid_ yang menetap dimasjid setelah selesai mengaji
bersama wakil pimpinan tiga.
*****
Kampus, @2011
“fan…fan..yach melamun”.
sapa neng
“owh..ia neng ada apa ?”
tanya ku kaget
“acara udah selesai ne,
pulang yok”
“ ayok”
Sungguh panjang
lamunanku saat itu, sampai-sampai acara sudah selesai aku sendiri tidak tau.
Sambil berjalan menuju keparkiran, aku tersenyum semar mesem sendiri. “Huf,
kisah lama itu kembali teringat lagi ya”. Tanyaku dalam hati. “ terima kasih
ustad, wejengan dari mu sangat berarti buatku saat ini, karena contoh dari mu.
Aku bisa berdiri gagah dihadapan ribuan mata miba yang cantik-cantik,
hehehe.
“fan, sambutanmu tadi
luar biasa ya” puji dari neng
“wah biasa ja rasanya
neng. Hehehe”
“hmm, kamu lulusan
pesantren ya fan ? tanya neng.
Kawan tau gak? Serba
salah aku mau menjawab pertanyaan dari gadis bandung yang lumayan jelita ini.
Karena selama ini Identitas ku sebagai lulusan pesantren berusaha aku tutup-tutupi
sebisa mungkin, jadi otomatis teman-teman kampus tidak mengetahui, bukan karena
kau malu atau mimder, akan tetapi aku ingin mereka tahu sendiri dari
kepribadian dan tingkah laku ku.
“yach begitu lah neng”.
“wah kebetulan sekali
fan, besok dirumah paman ku ada acara khitanan anak nya. Jadi kamu bisakan
memberikan tausiah dalam acara itu? Aku mohon”. Pinta neng dengan sangat.
“aduh gimana ya neng,
jadi gak enak aku ne. hmm…insyaallah aku bisa”.
“makasih ya fan”
“sama-sama neng”
Kawan, Tahu kah kau
bahwa gadis yang bernama neng ini adalah santriwati lulusan gontor putri yang
memiliki potensi lebih dari pada aku, ia adalah anak kyai pengasuh salah satu
pesantren didaerah bandung yang bersama-sama dengan ku menuntut ilmu di
Universitas Islam Indonesia. Ia juga sangat terampil dalam berbahasa asing,
bahasa arab dan inggrisnya cair bagai air mengalir, sedangkan aku?. kadang aku
merasa minder bila berada satu kelas dengannya.
Cukup sekian surat
cinta buat pesantrenku, dari insan yang penuh dengan kehilafan. Teruslah maju
pesantrenku, tampil terdepan dalam berkompetisi mengikuti arus dunia yang
setiap saat berubah, serta tetap membentuk dan mengokohkan insan-insan yang
berkompeten serta menjunjung tinggi amar ma’ruf nahi mungkar.
“sesuatu
hal yang kita rasakan saat ini, adalah buah dari masa lalu”
M.
irfan rosyadi
Alumni
14 ponpes d3h@
Tidak ada komentar:
Posting Komentar